Pemerintah Desa Bungurasih mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Waisak 2025, yang jatuh pada tanggal 12 Mei 2025, tahun 2569 BE. Hari Raya Waisak adalah perayaan yang sangat penting bagi umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Perayaan ini diperingati untuk merayakan tiga momen penting dalam kehidupan Sang Buddha, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafatnya.
Sejarah Waisak bermula dari perjalanan kehidupan Siddhartha Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Buddha. Lahir di Lumbini, Nepal, sekitar abad ke-6 SM, Siddhartha Gautama adalah seorang pangeran yang kemudian meninggalkan kehidupannya yang penuh kemewahan untuk mencari pencerahan sejati. Setelah melalui banyak cobaan dan pencarian, ia akhirnya mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi, yang menjadikannya Buddha, atau "Yang Terbangkit." Pada saat itulah beliau mengajarkan ajaran yang dikenal sebagai Dharma, yang memberikan petunjuk tentang cara mencapai kebahagiaan sejati dan mengatasi penderitaan.
Selain memperingati pencerahan, Waisak juga diperingati untuk mengenang saat wafatnya Buddha di usia 80 tahun, yang disebut sebagai Parinirvana, saat Buddha mencapai pembebasan sempurna. Momen ini menjadi simbol dari pencapaian tertinggi dalam ajaran Buddha, yang mengajarkan umatnya tentang kebijaksanaan, kasih sayang, dan pencerahan diri.
Pemerintah Desa Bungurasih mengajak bagi seluruh warga yang merayakan untuk merenung dan memperdalam pemahaman tentang ajaran Buddha pada perayaan tahun ini. Dalam rangka merayakan Hari Raya Waisak, diharapkan seluruh umat dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat rasa kedamaian, kebersamaan, dan saling menghormati antar umat beragama di desa kita.
Selain itu, perayaan Waisak tahun ini terasa istimewa dengan adanya tradisi berjalan kaki yang dilakukan oleh beberapa biksu dari Thailand menuju Candi Borobudur. Candi yang merupakan situs warisan dunia ini bukan hanya menjadi simbol spiritual bagi umat Buddha di Indonesia, tetapi juga menjadi pusat perayaan Waisak yang dihadiri oleh ribuan umat dari berbagai negara. Para biksu yang berjalan kaki ini memperlihatkan kesungguhan dan kedalaman spiritual dalam memperingati momen penting dalam agama Buddha, sekaligus menandai hubungan erat antara Candi Borobudur dan perayaan Waisak. Perjalanan spiritual mereka menuju Borobudur menambah makna kedamaian dan kebersamaan antar umat Buddha di seluruh dunia.
Melalui perayaan ini, kami juga ingin mengingatkan bahwa Waisak bukan hanya momen spiritual, tetapi juga ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan toleransi antar sesama warga. Dengan semangat kebersamaan, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan penuh kasih.
Selamat Hari Raya Waisak 2569 BE. Semoga perayaan ini membawa kedamaian, kebahagiaan, dan pencerahan bagi kita semua.